Berita dan Informasi Kesehatan
1711199700496091-0.jpg
24/Mar/2024

Cuci darah (Hemodialisa) menjadi kebutuhan setiap individu Masyarakat yang mengalami gagal ginjal.

Dokter Fitratul ramadhan, Direktur RSUD Dompu Melalui akun Facebooknya pada Hari Sabtu (23/03/2024)  memberikan penjelasan mengenai Jadwal cuci darah yang dirasa lamban oleh masyarakat yang membutuhkan.

1. Cuci darah menggunakan Mesin dan membutuhkan waktu minimal 4 – 5 Jam setiap pasiennya. Mesin juga butuh yang namanya di istirahatkan termasuk pekerja, bila di pakai terus, tentu fungsi dan fokus nya berkurang. Dengan kondisi pasien yg terjadwal rutin, tentunya membutuhkan Mesin yg stabil.

2. Mesin HD sudah ada 10 buah (dari perencanaan awal 5 buah) dengan 2 Shif perhari. Ada 20 pasien yang di layani setiap hari nya, untuk 1 minggu ada 60 pasien terlayani (Minimal 2x Cuci darah/pasien/minggu), bagaimana kl di kurangi saja 1x Cuci darah/pasien/minggu, secara teori, itu sangat tidak memungkinkan krn akan mengorbankan pasien yg sudah rutin. Apakah mau bila saudara2 berada di posisi pasien yg rutin di kurangi dosis terapinya?

3. Dokter spesialis penyakit dalam wajib terlatih minimal 3 bulan full di Bali (Sudah ada, mohon di jaga dan didoakan sehat terus krn RSUD Dompu hanya punya 1 dokter spesialis penyakit dalam tetap) 1 Dokter umum terlatih (Sudah ada) dan Perawat juga terlatih (Sangat jarang ada pelatihan di Indonesia, jadi perlu antri, bisanya 2 orang saja/tahun), namanya terlatih perlu keahlian khusus HD. Dengan kondisi pasien saat ini perawat terlatihnya nya belum sepenuhnya cukup

4. RSUD Dompu SATU – SATU nya Rumah Sakit yang melayani pasien Cuci darah untuk 3 Kabupaten. Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Bima (Untuk pasien yg bukan dari Dompu, sebelum protes ke RSUD Dompu, minta tolong tanyakan di Kabupaten nya kenapa tidak buka Cuci Darah)

5. Untuk di ketahui bersama sudah puluhan Rumah sakit, menutup pelayanan Cuci Darah, krn dari segi pengeluaran untuk beli ini itu dan jasa nya, merugi. Tidak sesuai dengan pendapatan. Tapi RSUD Dompu tidak berpikiran kesana, krn yg diutamakan adalah peningkatan Kesehatan secara sosial, walaupun kami perlu memutar otak untuk menyeimbangkannya dengan support dari Pemerintah Daerah yang baik.

6. Rumah Sakit itu ada Sistem Rujukan nya, makanya ada Rumah sakit tipe A, B, C, D serta Pratama. Rumah sakit di pulau Sumbawa rata2 tipe C, tidak ada yg B atau A. (Untuk syarat type2 ini silahkan di google, bisa 5 kertas untuk menjelaskan nya) RSUD Dompu type C, bukan sebagai RSUD Pusat Rujukan. Bila type C tidak mampu secara Tenaga maupun Fasilitas, Pilihannya adalah RUJUK ke type B atau A. Begitu juga yang terjadi dengan pasien Cuci Darah.

Selain memberikan penjelasan di atas, ia juga menjelaskan tips untuk masyarakat dengan tetap menjaga kesehatan

“Jaga kesehatan, jaga makan minum, jaga psikis, jangan sampai kita gagal ginjal sehingga kita membutuhkan yang nama nya Cuci darah, yg bisa berlangsung seumur Hidup”. Ungkapnya

dikatakan bahwa Pihak RS  berkomitmen untuk tetap menjaga pelayanan tetap berjalan dan untuk di tingkatkan

Sumber: https://www.info720.com/2024/03/dr-fitratun-direktur-rsud-dompu-beri.html


WhatsApp-Image-2023-12-05-at-11.43.221.jpeg
05/Des/2023

WhatsApp Image 2023-12-05 at 11.43.22(1)
parkinson1
parkinson2
parkinson3
parkinson4

Berikut ini daftar 16 jenis penyakit yang menyerang sistem gerak manusia.

Terdapat beberapa jenis penyakit yang bisa menyerang sistem gerak pada manusia.

Sistem gerak adalah istilah yang merujuk rangkaian organ yang bekerja sama untuk mendukung tubuh melakukan gerakan.

Sistem gerak manusia terdiri dari otot, tulang atau rangka, dan sendi.

Otot adalah alat gerak aktif yang menempel pada tulang. Otot berfungsi menggerakkan tulang sehingga tubuh manusia bisa melakukan gerakan.

Sementara itu, sendi adalah tempat bertemunya dua tulang atau lebih yang mendukung sistem gerak pada manusia. Sendi berfungsi menghubungkan tulang dalam sistem rangka manusia, sekaligus mendukung sistem gerak tubuh.

Sedangkan, tulang atau rangka adalah alat gerak tubuh yang dibentuk oleh unsur kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh kalogen.

Tulang termasuk alat gerak pasif, artinya tulang digerakkan oleh otot yang merupakan alat gerak aktif.

Jenis Penyakit yang Menyerang Sistem Gerak Manusia
Penyakit yang menyerang sistem gerak manusia bisa menyebabkan gangguan gerak.

Gangguan tersebut bisa terjadi secara sadar maupun tidak sadar.

Kondisi ini bisasanya disebabkan oleh kondisi sistem saraf atau neurologis yang tidak berjalan seperti seharusnya.

Berikut ini adalah jenis penyakit yang menyerang sistem gerak pada manusia melansir Mayo Clinic.

1. Ataksia

Ataksia adalah gangguan gerak yang memengaruhi bagian otak yang mengontrol gerakan terkoordinasi. Ataksia dapat menyebabkan keseimbangan, seperti gerak bicara atau anggota tubuh yang tidak terkoordinasi atau kikuk, dan gejala lainnya. Ada banyak penyebab ataksia, termasuk kelainan genetik dan degeneratif. Ataksia juga dapat disebabkan oleh infeksi atau kondisi lain yang dapat diobati.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Ayan, 17 Penyebab, dan 6 Gejala Epilepsi
2. Dystonia serviks

Pada distonia serviks, otot leher berkontraksi tanpa disengaja, sehingga menyebabkan kepala tertarik ke satu sisi atau miring ke depan atau ke belakang. Pada bagian tersebut mungkin akan terasa gemetar.

3. Chorea

Chorea ditandai dengan gerakan yang berulang-ulang, singkat, tidak teratur, agak cepat, dan tidak disengaja. Gerakan ini biasanya melibatkan wajah, mulut, batang tubuh dan anggota tubuh. Chorea dapat terlihat seperti gelisah yang berlebihan.

4. Dystonia

Kondisi ini melibatkan kontraksi otot yang tidak disengaja yang berkelanjutan dengan gerakan memutar dan berulang. Dystonia dapat memengaruhi seluruh tubuh atau satu bagian tubuh.

5. Gangguan gerakan fungsional

Kondisi ini dapat menyerupai salah satu gangguan gerakan. Gangguan gerakan fungsional tidak disebabkan oleh penyakit neurologis dan dapat diobati.

6. Penyakit Huntington

Ini adalah penyakit yang diturunkan dan bersifat progresif yang dapat dikonfirmasi dengan pengujian genetik. Penyakit Huntington memiliki tiga komponen: gerakan yang tidak terkendali, masalah kognitif, dan kondisi kejiwaan.

7. Atrofi beberapa sistem

Gangguan neurologis yang tidak umum ini memengaruhi banyak sistem otak dan semakin lama semakin memburuk. Atrofi sistem multipel menyebabkan gangguan gerakan, seperti ataksia atau parkinsonisme. Hal ini juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah, gangguan fungsi kandung kemih dan mimpi buruk.

8. Mioklonus

Kondisi ini menyebabkan otot tersentak secepat kilat.

9. Penyakit Parkinson

Penyakit yang berkembang secara perlahan ini menyebabkan tremor, kekakuan otot, gerakan yang lambat atau menurun, atau ketidakseimbangan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan gejala lain yang tidak berhubungan dengan gerakan seperti berkurangnya indra penciuman, sembelit, mimpi yang tidak jelas, dan penurunan kognisi.

10. Parkinsonisme

Parkinsonisme adalah istilah umum untuk kelambatan gerakan yang disertai dengan kekakuan, tremor, atau kehilangan keseimbangan. Ada banyak penyebab yang berbeda. Penyakit Parkinson dan obat penghambat dopamin tertentu adalah penyebab yang paling umum.

Baca juga:
Penyebab Penyakit Kaki Gajah, Gejala dan 4 Cara Mencegahnya
Ketahui 9 Gejala Penyakit Lupus pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Penyebab lainnya termasuk gangguan degeneratif seperti atrofi sistem multipel dan kelumpuhan supranuklear progresif. Stroke atau trauma kepala berulang juga dapat menyebabkan parkinsonisme.

11. Palsy supranuklear progresif

Ini adalah kelainan neurologis langka yang menyebabkan masalah dalam berjalan, keseimbangan dan gerakan mata. Kadang-kadang dapat menyerupai penyakit Parkinson, tetapi merupakan kondisi yang berbeda.

12. Sindrom kaki gelisah

Gangguan gerakan ini menyebabkan perasaan tidak nyaman pada kaki saat bersantai atau berbaring, yang sering kali lega dengan gerakan.

13. Tardive dyskinesia

Kondisi neurologis ini disebabkan oleh penggunaan jangka panjang obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kondisi kejiwaan, yang disebut obat neuroleptik. Tardive dyskinesia menyebabkan gerakan yang berulang-ulang dan tidak disengaja, seperti meringis, kedipan mata, dan gerakan lainnya.

14. Sindrom Tourette

Ini adalah kondisi neurologis yang dimulai pada masa kanak-kanak dan remaja, dan berhubungan dengan gerakan berulang dan suara vokal.

15. Tremor

Gangguan gerakan ini menyebabkan gemetar berirama pada bagian tubuh, seperti tangan, kepala, atau bagian tubuh lainnya. Jenis yang paling umum adalah tremor esensial.

16. Penyakit Wilson

Penyakit Wilson adalah kelainan langka yang diturunkan yang menyebabkan penumpukan tembaga dalam jumlah berlebihan di dalam tubuh, sehingga menyebabkan masalah neurologis, distonia, tremor, parkinsonisme, atau ataksia.


WhatsApp-Image-2023-12-04-at-21.07.33.jpeg
05/Des/2023

 

WhatsApp Image 2023-12-04 at 21.07.33
WhatsApp Image 2023-12-04 at 21.07.31
WhatsApp Image 2023-12-04 at 21.07.32(1)

Ruang Tunggu Pasien IGD RSUD Kab. Dompu.

Sebagai solusi mengurai kepadatan didalam dan depan Lobby IGD, RSUD baru-baru ini membangun fasilitas ruang tunggu lesehan sederhana.

Pembangunan fasilitas berbasis kearifan lokal, Dou ‘Dompu dan Dou Mbojo, yang menjunjung kerekatan sosial dan kekerabatan, terutama Empati pada keluarga yang sedang diuji sakit.


WhatsApp-Image-2023-11-30-at-10.16.38.jpeg
29/Nov/2023

WhatsApp Image 2023-11-30 at 10.16.38(1)
WhatsApp Image 2023-11-30 at 10.20.48
NICU-PICU RSUDDOMPU
NICU-PICU RSUDDOMPU2
NICU-PICU RSUDDOMPU3

Salam Sehat, Kuat dan Produktif Civitas Hospitalia RSUD Dompu.

Belanja Modal proyek pembangunan gedung NICU-PICU BLUD RSUD, melalui dana DAK TA 2023 finish 100%.

Nantinya bangunan ini akan diperuntukkan sebagai Unit Perawatan Intensif Bayi baru lahir dan Anak-anak. Dengan hadirnya Unit Perawatan ini, tingkat kematian bayi baru lahir dan anak dapat ditekan.

Seperti kasus-kasus kelahiran prematur, kongenital/kelainan bawaan, sindrom gangguan pernapasan (RDS), sepsis (infeksi), penyakit kuning ( gangguan organ hati).

Pembangunan fasilitas ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah Dompu, dalam hal pemenuhan pelayanan kesehatan terbaik.

Sebagai upaya meningkatkan Mutu Pelayanan Masyarakat di RSUD Dompu sebagai Faskes pusat rujukan di Kabupaten Dompu dan sekitarnya.

Insya ALLAH dalam waktu dekat akan diresmikan oleh Bupati Dompu, H. Abdul Kader Jaelani, sebagai Komisaris BLUD.

Sebagai informasi, selama ini Unit NICU PICU di RSUD Dompu masih disatukan dengan bangunan induk Unit Perawatan Penyakit anak yang umum.

Sedangkan penanganan perawatan Ruang NICU merupakan tempat khusus untuk merawat bayi baru lahir yang membutuhkan pengawasan ketat dari tenaga medis. Bayi yang dirawat di ruang NICU biasanya lahir dengan gangguan kesehatan kritis dan berat, misalnya lahir prematur atau lahir dengan cacat bawaan.

Sama seperti ruang ICU, NICU atau (neonatal intensive care unit) juga digunakan untuk merawat pasien secara intensif. Ruangan ini merupakan ruang perawatan khusus yang menyediakan sarana dan prasarana untuk mengatasi dan mencegah berbagai kondisi yang dapat membahayakan keselamatan bayi baru lahir dengan gangguan kesehatan.

Perbedaan NICU dan PICU?

NICU (Neonatal Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan Intensiv untuk Bayi Baru lahir.

Sedangkan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) unit perawatan intensif untuk Anak-anak.

Meski sekilas tampak mirip, ada beberapa perbedaan NICU dan PICU. Kedua jenis fasilitas kesehatan ini diperuntukkan bagi pasien bayi dan anak-anak dengan kondisi kritis yang memerlukan perawatan intensif. Untuk lebih mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan NICU dan PICU, simak penjelasan berikut.

NICU adalah unit perawatan intensif yang disediakan khusus untuk bayi baru lahir dengan kondisi kritis atau memiliki gangguan kesehatan berat. Rentang usia pasien yang dirawat di ruang NICU ini adalah bayi baru lahir hingga bayi berusia 28 hari.

Berbeda dengan NICU, PICU dikhususkan untuk bayi di atas usia 1 bulan dan anak-anak berusia 1–18 tahun dengan kondisi kritis.

• NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
Beberapa kondisi yang membuat bayi membutuhkan perawatan di NICU adalah bayi yang lahir prematur, memiliki cacat bawaan yang berat (kongenital), mengalami gagal napas, terkena infeksi parah (sepsis), menderita dehidrasi, atau mengalami perdarahan hebat atau gejala kekuningan akibat dari gangguan fungsi organ hati dan lain-lain.

Untuk menangani kondisi bayi yang kritis, ruangan NICU dilengkapi berbagai peralatan, termasuk:

1. Alat bantu napas (Ventilator)
Di ruang NICU tersedia berbagai alat bantu napas, seperti tabung oksigen, selang atau masker oksigen, dan mesin ventilator. Peralatan ini digunakan untuk membantu bayi yang mengalami kesulitan bernapas atau tidak dapat bernapas sama sekali.

Dalam merawat bayi dengan gangguan pernapasan berat, dokter sering kali perlu melakukan intubasi untuk memasang selang pernapasan yang kemudian akan disambungkan ke mesin ventilator, guna membantu bayi bernapas.

2. Mesin Penghangat Bayi (Infant Warmer)

Bayi baru lahir, terutama bayi prematur, memiliki jaringan lemak yang lebih sedikit sehingga berisiko untuk mengalami kedinginan atau hipotermia Oleh karena itu, di dalam ruangan NICU biasanya terdapat alat penghangat bayi untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat.

3. Inkubator
Inkubator adalah alat berupa kotak khusus untuk bayi dengan dinding dari plastik tebal dan transparan yang memiliki pengatur suhu untuk mencegah bayi kedinginan. Alat ini juga berfungsi melindungi bayi dari infeksi.

4. Monitor tanda-tanda vital (Kardiorespirasi).

Di ruang NICU juga terdapat monitor untuk memantau tanda-tanda vital bayi yang mencakup kadar oksigen dalam darah, laju pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah bayi.

Ruang NICU juga dilengkapi dengan beragam alat lain yang diperlukan untuk mendukung kesehatan bayi, seperti alat untuk fototerapi dan selang makanan yang akan dipasangkan pada hidung atau mulut bayi untuk pemberian ASI atau susu formula.

• PICU (Pediatric Intensive Care Unit):

Sementara itu, di ruangan PICU biasanya diperuntukkan bagi bayi yang lebih besar dan anak-anak dengan kondisi berat atau berpotensi fatal, seperti asma parah, dehidrasi berat, perdarahan akibat cedera berat atau kecelakaan, sepsis, kegagalan fungsi organ, keracunan, dan meningitis dan lain-lain.

Bayi atau anak-anak yang baru saja menjalani operasi besar juga biasanya perlu dirawat selama beberapa waktu di ruangan PICU.

Mirip dengan NICU, ruangan PICU juga dilengkapi berbagai peralatan medis untuk memantau dan merawat kondisi bayi dan anak-anak yang kritis, mulai dari inkubator, alat fototerapi, mesin ventilator, tabung oksigen, hingga alat kejut jantung khusus anak.

Perawatan di Ruang NICU dan PICU
Selain dilengkapi berbagai perlengkapan medis, ruang NICU dan PICU juga dilengkapi berbagai obat-obatan emergensi, seperti dobutamin dan epinephrine, yang sewaktu-waktu bisa dibutuhkan apabila kondisi pasien semakin kritis.

Selama dirawat di ruangan intensif NICU dan PICU, bayi dan anak-anak dengan kondisi kritis akan dipantau dan dievaluasi secara ketat oleh tim medis yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis anak, dan perawat serta petugas lainnya yang kompeten. Setiap fasilitas NICU bukan saja peralatan utama dan pendukung yang mutlak ada, namun setiap petugas yang melakukan pelayanan adalah yang telah memiliki sertifikat kompetensi, dibawah naungan Dokter spesialis Anak atau Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).

Di ruangan intensif ini, orang tua dapat menemani anak yang sakit, tetapi jumlah pengunjung lain dan waktu membesuk akan dibatasi. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi pasien, serta untuk mencegah pasien terkena infeksi.

Prinsip penanganan pasien bayi dan anak-anak yang kritis di ruangan intensif ini sebenarnya tidak jauh berbeda. Perbedaan NICU dan PICU terletak pada kelompok usia pasien yang tentunya akan memengaruhi jenis serta ukuran alat-alat di dalamnya.


LOGORSWARNA

Kesembuhan datang dari Allah, keselamatan dan kepuasan pasien tanggung jawab kami.

JL. Kesehatan No.1 Kab.Dompu - NTB

Copyright by DamBlue 2023. All rights reserved.